Bahasa dan Sastra Indonesia:
1.Grafik adalah merupakan visualisasi table
Table yang berupa angka angka dapat disajikan/ ditampilkan ke dalam bentuk gambar.
Jenis grafik ada beberapa macam, di antaranya adalah
1. Grafik batang (histogram) dipakai untuk menekankan perbedaan tingkat nilai dan beberapa aspek.
2. Grafik garis dipakai untuk menggambarkan perkembangan / perubahan dari waktu ke waktu.
3. Peta dan Denah .
2.Peta adalah penyajian visual tentang suatu wilayah dalam bentuk gambar
3.Denah adalah penyajian visual suatu tempat / ruangan dalam bentuk gambar.
4. Tabel adalah daftar berisi ikhtisar sejumlah (besar) data informasi, biasanya berupa kata-kata dan bilangan yg tersusun secara bersistem, urut ke bawah dl lajur dan deret tertentu dng garis pembatas sehingga dapat dng mudah disimak;
-- alfabetis tabel yg susunannya menurut abjad; indeks;
-- kode tabel untuk membuat kode (sandi) atau mencari arti kode;
-- naskah tabel yg biasanya berdasarkan rujukan;
-- periodik Kim susunan unsur kimia berdasarkan kenaikan nomor atomnya, unsur seperiode diletakkan dl garis mendatar dan unsur-unsur segolongan diletakkan dl kolom tegak;
-- referensi tabel yg berfungsi sbg sumber segala keterangan yg terperinci dan digunakan untuk penunjukan;
MAJAS
Majas atau gaya bahasa
adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk
memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok
penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
1) Majas Metafora adalah Gabungan dua hal yang berbeda yang dapat membentuk suatu pengertian baru. Contoh : Raja siang, kambing hitam
2) Majas Alegori adalah Majas perbandingan yang memperlihatkan suatu perbandingan yang utuh. Contoh : Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi
3) Majas Personifikasi adalah Majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat – sifat manusia kepada benda, sehingga benda mati seolah-olah hidup. Contoh : Awan menari – nari di angkasa, baru saja berjalan 8 km mobilnya sudah batuk – batuk
4) Majas Perumpamaan ( Majas Asosiasi ) adalah Suatu perbandingan dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama. Contoh : Bagaikan harimau pulang kelaparan, seperti menyulam di kain yang lapuk
5) Majas Antilesis adalah Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berlawanan. Contoh : Air susu dibalas air tuba
6) Majas Hiperbola adalah Suatu gaya bahasa yang bersifat melebih – lebihkan. Contoh : Ibu terkejut setengah mati, ketika mendengar anaknya kecelakaan
7) Majas Ironi adalah Gaya bahasa yang bersifat menyindir dengan halus. Contoh : Bagus sekali tulisanmu, sampai – sampai tidak bisa dibaca
8 ) Majas Litotes adalah Majas yang digunakan untuk mengecilkan kenyataan dengan tujuan untuk merendahkan hati. Contoh : Mampirlah ke gubuk saya ( Padahal rumahnya besar dan mewah )
9) Majas Sinisme adalah Majas yang menyatakan sindiran secara langsung. Contoh : Perilakumu membuatku kesal
10) Majas Oksimoron adalah Majas yang antarbagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan. Contoh : Cinta membuatnya bahagia, tetapi juga membuatnya menangis
11) Majas Metonimia adalah Majas yang memakai merek suatu barang. Contoh : Kami ke rumah nenek naik kijang
12) Majas Alusio adalah Majas yang mepergunakan peribahasa / kata – kata yang artinya diketahui umum. Contoh : Upacara ini mengingatkan aku pada proklamasi kemerdekaan tahun 1945
13) Majas Eufemisme adalah Majas yang menggunakan kata – kata / ungkapan halus / sopan. Contoh : Para tunakarya itu perlu diperhatikan
14) Majas Elipsis adalah Majas yang manghilangkan suatu unsure kalimat. Contoh : Kami ke rumah nenek ( penghilangan predikat pergi )
15) Majas Inversi adalah Majas yang dinyatakan oleh pangubahan suatu kalimat. Contoh : Aku dan dia telah bertemu > Telah bertemu, aku dan dia
16) Majas Pleonasme adalah Majas yang menggunakan kata – kata secara berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata. Contoh : Mari naik ke atas agar dapat meliahat pemandangan
17) Majas Antiklimaks adalah Majas yang menyatakan sesuatu hal berturut – turut yang makin lama makin menurun. Contoh : Para bupati, para camat, dan para kepala desa
18) Majas Klimaks adalah Majas yang menyatakan beberapa hal berturut – turut yang makin lama makin mendebat. Contoh : Semua anak – anak, remaja, dewasa, orang tua dan kakek
19) Majas Retoris adalah Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabanya sudah diketahui. Contoh : Siapakah yang tidak ingin hidup ?
20) Majas Aliterasi adalah Majas yang memanfaatkan kata – kata yang bunyi awalnya sama. Contoh : Inikah Indahnya Impian ?
21) Majas Antanaklasis adalah Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda. Contoh : Ibu membawa buah tangan, yaitu buah apel merah
22) Majas Repetisi adalah Majas perulangan kata – kata sebagai penegasan. Contoh : Selamat tinggal pacarku, selamat tinggal kekasihku
23) Majas Paralelisme adalah Majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, disusun dalam baris yang berbeda. Contoh : Hati ini biru Hati ini lagu Hati ini debu
24) Majas Kiasmus adalah Majas yang berisi perulangan dan sekaligus mengandung inverse. Contoh : Mereka yang kaya merasa miskin, dan yang miskin merasa kaya
25) Majas Simbolik adalah Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan membandingkan dengan benda – benda lain. Contoh : Dia menjadi lintah darat
26) Majas Antonomasia adalah Majas yang menyebutkan nama lain terhadap seseorang yang berdasarkan cirri / sifat menonjol yang dimilikinya. Contoh : Si pincang, Si jangkung, Si kribo
27) Majas Tautologi adalah Majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan kata – kata yang sama artinya ( bersinonim ) untuk mempertegas arti. Contoh : Saya khawatir dan was – was dengannya.
CERPEN (Cerita Pendek)
Cerpen atau Cerita Pendek sering
sekali kita temukan diberbagai media massa bahkan dipelajaran sekolah,
bener nggak sobat terpopuler? Walaupun sudah sering sekali mendengar
kata Cerpen atau Cerita Pendek namun ternyata masih banyak juga yang
belum terlalu memahami apa itu Pengertian Cerpen dan apa saja ciri-ciri
cerpen. Oleh karena itu, kali ini ayo kita sama-sama membahas tentang
Pengertian Cerpen dan ciri-ciri cerpen serta tidak lupa Unsur Intrinsik
Cerpen dan Unsur Ekstrinsik Cerpen.
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah
salah satu bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat
dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih
panjang, seperti novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek yang
sukses mengandalkan teknik-teknik sastra
seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insightsecara lebih luas
dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Sedangkan Menurut
Sumardjo dan Saini Cerpen atau cerita pendek adalah cerita atau parasi fiktif yang dibuat relatif singkat atau pendek.Nah itu tadi Pengertian Cerpen, sekarang kita membahas Ciri-Ciri Cerpen dan Unsur-Unsur Cerpen.
Ciri-Ciri Cerpen
ciri-ciri cerita pendek menurut pendapat Sumarjo dan Saini adalah sebagai berikut :
Pendapat lain mengenai ciri-ciri cerita pendek di kemukakan pula oleh Lubis sebagai berikut :
- Ceritanya pendek ;
- Bersifat rekaan (fiction) ;
- Bersifat naratif ; dan
- Memiliki kesan tunggal.
Menurut Morris, ciri-ciri cerita pendek adalah sebagai berikut :
- Cerita Pendek harus mengandung interprestasi pengarang tentang konsepsinya mengenai kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
- Dalam sebuah cerita pendek sebuah insiden yang terutama menguasai jalan cerita.
- Cerita pendek harus mempunyai seorang yang menjadi pelaku atau tokoh utama.
- Cerita pendek harus satu efek atau kesan yang menarik.
- Ciri-ciri utama cerita pendek adalah singkat, padu, dan intensif (brevity, unity, and intensity).
- Unsur-unsur cerita pendek adalah adegan, toko, dan gerak (scena, character, and action).
- Bahasa cerita pendek harus tajam, sugestif, dan menarik perhatian (incicive, suggestive, and alert).
Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi:
- Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi).
- Latar belakang kehidupan pengarang.
- Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar